How to Start a Startup

I have watched the video made by Sam Altman, Dustin Moskovitz and here will be key talking points which i highlighted. The first speaker was Sam Altman who is the president of Y Combinator and…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Seni Kuliner Wedang Uwuh

Wedang uwuh adalah minuman dengan bahan-bahan berupa dedaunan mirip sampah. Dalam bahasa Jawa, wedang berarti minuman, sedangkan uwuh berarti sampah. Dua kalimat mengenai wedang uwuh tersebut saya kutip dari Wikipedia. Sejauh pengetahuan saya, wedang uwuh merupakan minuman khas Yogyakarta. Minuman ini berasal dari Imogiri dan mulai dikenal sejak masa Sultan Agung pada abad 17 masehi.

Pada mulanya, wedang uwuh dikenal dengan nama wedang ningrat. Sesuai namanya, minuman ini hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan Mataram. Bahan-bahan untuk membuatnya pun harus diambil dari bukit di sekitar makam raja-raja Mataram Imogiri. Proses peracikannya sangat ketat. Tidak sembarang orang boleh meraciknya. Namun seiring perkembangan zaman, nama wedang ningrat justru kurang populer. Kini minuman para bangsawan Mataram ini lebih populer di tengah masyarakat dengan nama wedang uwuh.

Minuman ini telah diproduksi secara massal. Bahan-bahan yang digunakan adalah: jahe, cengkeh, bunga cengkeh, batang cengkeh, daun cengkeh, kayu secang, pala, daun pala,kayu manis, daun kayu manis, akar sereh, daun sereh, gula batu, dan kapulaga. Cara meraciknya pun sangat mudah. Bahan-bahan racikannya bisa diperoleh dengan sangat mudah dimana saja. Bahkan kini bahan-bahannya sudah banyak tersaji dalam bentuk kemasan.

Itulah sekelumit pengetahuan saya tentang wedang uwuh. Memang sedikit sekali referensi mengenai sejarah minuman legendaris ini. Referensi mengenai wedang uwuh, sejauh penelusuran saya di internet, lebih banyak mengekspose minuman ini sebagai obyek wisata kuliner, selain segi manfaat kesehatan yang terkandung di dalamnya. Tidak lebih dari itu. Sedikit sekali referensi yang mengupas latar belakang sejarah serta budayanya secara lengkap. Padahal setiap produk budaya, termasuk wedang uwuh, tidak pernah terlepas dari pandangan hidup (way of life) masyarakat yang menciptakannya. Maksudnya, wedang uwuh sebagai produk budaya kuliner tradisional yang sudah berusia ratusan tahun tentu banyak menyimpan kekayaan dimensi rahasia seni kuliner.

Ngomong-ngomong soal seni kuliner, saya jadi teringat tulisan Cak Nun (Emha Ainun Nadjib) di Rubrik Wedang Uwuh Harian Kedaulatan Rakyat. Di rubrik wedang uwuh Cak Nun pernah menulis begini, “Yang tetap survive bahkan mengalami kebangkitan adalah seni kuliner,” (Seni Kuliner, Wedang Uwuh, 14 Februari 2017). Di tengah gempuran arus industri dan kapitalisme global saat ini, industri kuliner lokal justru makin berkembang. Wedang uwuh hanyalah satu dari sekian banyak seni kuliner lainnya di Nusantara yang tetap berkembang di tengah gempuran produk kuliner modern yang saat ini membanjiri pasar.

Kuliner bisa sampai menjadi produk seni tentu mengalami pengolahan yang luar biasa. Wedang uwuh yang mencampur bermacam-macam bahan ke dalam satu gelas minuman untuk diseduh secara nikmat mengalami pengolahan nuansa rasa yang tinggi. Cak Nun membahasakan dengan baik proses kreativitas orang Jawa mengubah berbagai olahan makanan yang namanya tidak sreg tetapi mampu menyelaraskan nuansa kebudayaannya. “Manusia Yogya atau Jawa melakukan revolusi kreativitas kuliner yang luar biasa. Bayangkan konsumen disuruh minum uwuh. Padahal uwuh adalah sampah. Dan semua merasa nikmat. Padahal orang mau minum sesuatu, urusannya tidak hanya menyangkut bahan atau zat cairan yang diminumnya. Tapi juga estetikanya, ‘roso’nya,” (Trash Drink dan Iblis Penyet, Wedang Uwuh, 27 Desember 2016).

Maka, dari berbagai olahan kuliner yang ada di sekitar masyarakat Jawa, kita bisa mengeksplore banyak sekali makna untuk disajikan menjadi menu ilmu. Misalnya selain wedang uwuh, masyarakat kita masih memiliki dimensi keunikan dan kekayaan kuliner yang lain: rondo kemul, kontol kambing, bol cino, pempek rudal, oseng-oseng mercon, dan rawon setan.

M. Fatah Mustaqim

Penulis

*Artikel ini pernah terbit di Buletin Macapat Syafaat pada awal tahun 2017, dibagikan ulang di sini untuk tujuan berbagi semata

Add a comment

Related posts:

Widening Your Audience on Instagram

SOCIAL MEDIA MARKETING TIP. If you’re looking to expand your audience on Instagram, you need to up your hashtag game. Don’t be shy about including a number of hashtags with your post. Broad is best…